Minggu, 26 April 2009

Mentari di Pentas Kehidupan

Pemilu 2009 sebagai Pesta rakyat telah usai, namun sisa-sisanya masih berantakan. Genderang peringatan Kartini 21 April, sebagai wanita pendobrak tradisi feodal dan pejuang emansipasi wanita telah dilewati. 23 April Mentari lahir di tengah haru biru dan kepenatan politik.


Sama dengan sang pendahulu, Mentari lahir dengan kuasa dan kemudahan sang Khalik. Vonis manusia yang menakutkan, ternyata tidak ada apa-apanya dibanding dengan kepastian dari Penguasa Kehidupan. Semua terlahir dengan berkah dan kemudahan.

Di pagi subuh yang panas, dan setelah kumandang azan menyapa kahadiran sang Khalik. Dikagetkan dengan keluarnya tanda-tanda kehidupan dari gua sang mentari. "Bangun, segera panggil kereta kencana untuk menjemput!" demikian titah sang ratu. Namun, kepiluan dan kekagetan tetap membahana dalam jiwa, antara menjemput kereta atau mencari apa? Bak bertawaf dan melakukan sai dalam berhaji, lari-lari kecil dalam panggilan sang Kuasa kehidupan dari Safa dan Marwah, begitu hina diri ini, begitu kecil badan ini. Tak punya apa-apa, tak bermakna..

Setelah kereta tiba, dalam keterasingan. Sendiri, tak berteman, sanak saudara, sahabat dan keluarga bagai jauh dari diri ini. Kembali hina diri ini, tak ada pertolongan dari manusia pun, hanya sang Khalik yang kusebut dalam jiwa. Begitu lemah, rapuh diri ini tak bertulang.

Pukul 6.00 sudah terjadi syair pembuka, lamat-lamat jiwa, menelusuri kegersangan jiwa. Sendiri, tak berteman, kawan, sahabat, keluarga tidak ada, disapa pun tak menjawab. Kembali hina diri ini, malu menyapa sang Khalik. Kerdil diri ini. Padahal jelas bahwa hanya kepada sang Khalik diri ini menggantung… akhirnya kupasrahkan semua kehidupan ini pada-NYA…

9.32 Wib saat mentari menjulang, dan di tengah denyut kota Jakarta, diantara lalu lalangnya manusia memulai rutinitas keseharian. 23 April 2009, Mentari lahir tanpa pengawalan sanak saudara, sahabat dan kawan. Hanya malaikat dan mungkin Sang Khalik memberi salam atas kehadiran-Nya. Kumandang azan dan iqamat menjemputnya, “Selamat Datang Kehidupan Baru” seperti firmannya “SALAMUN QAULA MIN RABBY RAHIEM” lahir sang mentari pagi, gadis mungil 3,2 kg dan 50 cm ALVINA AURELLIA ELFATH , sahabat yang akan memakmurkan untuk meraih kemenangan.

Seluruh jagat akhirnya memberi salam…. Semoga menjadi penyemangat dan pembaharu kehidupan, serta penyejuk penatnya dunia… bagai Aisyah, Fatimah Azzahra, Adawiyah atau Hillary Clinton…. Doaku… Semoga
Selengkapnya...

Hati Semayam Kehidupan

Hati atau qalbu merupakan organ tubuh yang menentukan bersih atau kotor fikiran dan jiwa manusia. Sebab hati bagi tubuh manusia mempunyai fungsi penting seperti menyaring darah, menghilangkan racun dan menghasilkan faktor yang membantu darah membeku.


Hati atau dalam bahasa kesehatan sering disebut lever merupakan organ paling besar dan paling berat yang ada di dalam tubuh. Beratnya sekitar 3 pound atau 1,3 kg. Letaknya berada di bagian atas sebelah kanan abdomen dan di bawah tulang rusuk. Organ hati yang cukup besar ini setara dengan fungsinya yang cukup berat.

Lebih dari 500 pekerjaan dilakukan oleh lever. Hati juga menjadi tempat menyaring segala sesuatu yang dikonsumsi maupun dihirup manusia, termasuk yang diserap dari permukaan kulit. Dalam situs Hepatitis Foundation International disebutkan, lever bertindak sebagai mesin tubuh, dapur, penyaring, pengolah makanan, pembuangan sampah, dan malaikat pelindung. Masalahnya, hati merupakan teman yang pendiam. Manakala ada sesuatu yang salah, ia tidak mengeluh hingga terjadi kerusakan lebih jauh.

Begitulah fungsi hati, makanya tidak salah nabi Muhammad SAW bersabda bahwa hati itu penentu jiwa manusia. Jika ia baik maka baiklah hati itu, begitu sebaliknya jika rusak maka rusaklah hati kita. Atau selengkapnya sabda tersebut “Ingatlah bahwa di dalam tubuh manusia ada segumpal organ, bila ia baik maka baiklah seluruh tubuh manusia itu. Dan bila dia rusak, maka rusaklah seluruh tubuhnya. Organ itu adalah hati atau qolbun"(HR Bukhari dan Muslim).

Maka dalam hidup ini mestinya kita menjaga hati, dalam hati sanubari segala bentuk kehidupan itu tertanam. Jagalah hati dari penyakit iri, dengki, dan segala yang membuat hati ini tidak bermakna. Renungkanlah Firman Allah SWT "Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada" (QS AL-Haj{22}:46).

Mimik, lidah, gerak-gerik dan perbuatan bisa berbohong. Tetapi dalam hati terdalam pasti ada sebuah kebenaran, yang sangat berbeda dengan tampilan di permukaan kita. Hatilah intisari kebenaran. Untuk itu HATI-hatilah dengan HATI.
Selengkapnya...

Jumat, 17 April 2009

Pemilu Gila, Gila Pemilu

Pemilu 2009 disinyalir oleh para tokoh nasional adalah pemilu terburuk dan kacau. Karena selain persoalan partisipasi politik yang rendah akibat DPT bermasalah di seluruh daerah se-Indonesia juga karena susahnya pemilih membuka kartu suara saking lebarnya (kaya koran) dan diikuti oleh 43 partai dan ratusan caleg, hingga menyusahkan orang untuk mencontreng partai dan caleg pilihannya.


Ternyata setelah mendapat informasi dari koran dan televisi, banyak caleg yang gila. Menyumbang karpet ke mesjid lalu memintanya kembali karena suara di sekitar mesjid tersebut kalah, ada yang telanjang dan teriak-teriak, ada yang meminta mengembalikan uang yang telah disumbangkan.

Belum terhitung caleg yang masuk rumah sakit akibat jantung, drop badannya. Bahkan yang mengerikan caleg mati gantung diri dan mati mendadak setelah melihat di TPS suaranya Cuma 8.

Selain para caleg, ternyata kegilaan itu juga menular pada para tim sukses. Namun kadar gila tim sukses ini tidak segila para caleg. Kalau caleg banyak gila beneran, sedang tim sukses ini gila waktu, gila kerja dan gila-gilaan... Para tim sukses, berhari-hari meninggalkan anak isteri dan ngekos di posko atau center-center. Banyak tim sukses yang berantem dengan istrinya, dan berantakan rumah tangganya. Karena terlalu lama di lapangan, waktu untuk anak isteri tersita. Namun masih untung para tim sukses ini masih ingat jalan pulang, dan wajah isterinya.

“Memang pemilu 2009 ini gila” kata Arman penjaga warung tempat kongkow kami. Kenapa tanyaku, “karena menghasilkan banyak caleg gila, yang tidak menerima kekalahan”

Selengkapnya...

Burung Kejepit

Saking halusnya seorang isteri yang meminta uang kepada suaminya. Maka si isteri berpantun:

Isteri : Burung pipit makan kedondong. Minta duit doong
Suami : Burung pipit makan kedondong. Burungku dijepit dulu dooong.
Selengkapnya...

Gelembung Kursi

Bak anak kecil, para caleg dalam pemilu 2009, ternyata senang bermain gelembung. Mainan air gelembung yang terbuat dari air sabun, dan biasa ditiup anak-anak kecil ternyata mengasyikan dan dari sekali tiup muncullah puluhan gelembung kecil dan besar menghiasi udara, dan hilang begitu saja.


Berbeda dengan anak-anak. Para caleg bermain gelembung untuk mengangkat suaranya yang jeblok, dan mengatrol jadi bertambah. Biasanya permainan ini dilakukan dengan calo-calo politik sebagai operator lapangan dan petugas pelaksana pemilu yang terdiri dari petugas Tempat Pemungutan Suara (TPS), Panitia Pemilih Kecamatan (PPK) dan oknum pegawai KPU.

Permainan gelembung saat suara dihitung ini biasanya dilakukan oleh petugas PPK di tingkat kecamatan. Modusnya, caleg yang berambisi duduk di kursi dewan meminta ‘calo’ untuk mengatur permainan dengan petugas PPK atau meminta caleg dari partai kecil yang sudah tidak kuasa (pasti kalah) untuk melepas (menjual) suaranya kepada caleg yang masih punya harapan.

Hanya dengan handphone sebagai remote control-nya, semua dikendalikan dari satu titik menuju petugas PPK. Barulah petugas mencari celah partai atau caleg mana yang dikurangi dan dipindahkan kepada yang ‘mau membayar’. Aman untuk sementara.

Memang ini suatu permainan yang mengasyikan bagi para caleg yang gila kuasa, pandangannya dari pada gila beneran (stress) kaya caleg-caleg di beberapa daerah yang masuk rumah sakit jiwa atau pengobatan alternatif. Mending melakukan berbagai cara, yang penting tidak jadi gila. Tetapi jadi dewan, bisa menikmati berbagai fasilitasnya. Walau rugi dimuka, tapi untung kemudian. Itupun kalau tidak dicium atau bisa keluar dari jerat KPK..

Bermain gelembung suara ini biasanya juga dilakukan oleh para Ketua partai di suatu daerah, apalagi jika Ketua partai itu juga sebagai kepala daerah. Dengan kekuasaannya bisa memaksa KPU untuk merubah angka-angka suara. Sehingga keluar angka-angka baru dan tinggi, bak gelembung yang ditiup anak-anak.

Karut marut wajah politisi dan tingkah lakunya memang seperti anak kecil tidak berdosa. Jika ketahuan menyalahkan atau mengorbankan orang lain. “Aku gak tahu kenapa suaraku bisa berubah. Berarti kesalahan petugas penghitung” kilah caleg menyalahkan petugas lapangan yang merubah angkanya.

Jadi apa bedanya para caleg, saat penghitungan dan setelah jadi dewan? Tetap seperti ‘anak-anak’. Ingin menang sendiri, merengek untuk disuapi dan menginjak orang lain untuk kesenangan sendiri.
Selengkapnya...

Kamis, 16 April 2009

Jual Suara

Saat kampanye/pemilu: para caleg sibuk cari dan beli suara, tim jaga suara, relawan jual suara... si Billy kecil nangis kehabisan suara (tidak dikasih jajan ama bapaknya yang sibuk jadi tim sukses)... sementara banyak orang yang tidak punya suara. Selengkapnya...

Cek Sound

CALEG : de gimana suaraku di bawah? Tanya caleg pada relawan.
Relawan : wah.. bagus bang, aku dengar enak ko.. (sambil menunjukkan jempol dua)
CALEG : maksudnya???
Relawan : iye.. dari sound keluar bagus.
CALEG : Sompret...
Selengkapnya...

Lokalisasi Merugi

Hasil beberapa lembaga survey yang tidak berkualitas, bahwa pada tanggal 9 April saat Pemilu 2009 berlangsung. Beberapa lokalisasi seperti Saritem (Bandung), Sarkem (Yogyakarta) dan Doly (Surabaya) mengalami kerugian. Karena pada hari itu, tamu-tamu tidak pada NYOBLOS, malah mereka Cuma NYONTRENG doang.. Selengkapnya...

Golput dan Goltam

Santri bertanya sama kiyai tentang fatwa MUI, ”bahaya mana GOLPUT (golongan putih) dengan GOLTAM (golongan hitam, yang mencoret semua caleg dan partai)?” tanya santri lugu.
”bahayaan golput dooong, karena kalau golput pasti diisi oleh oknum penyelenggara pemilu” jawab kiyai tegas.
Selengkapnya...

Rakyat Bohongi Caleg

Pemilu 2009 telah memberikan pelajaran bagi tokoh dan para politisi di seluruh Indoensia. Bahwa politik itu berwarna abu-abu, tidak pasti dan tidak jelas.

Puluhan, ratusan bahkan milyaran rupiah yang digelontorkan untuk merayu rakyat agar memilihnya ternyata bukan jaminan. Rakyat terkadang punya pilihan sendiri, baik atas nama partai, kredibilitas caleg (baik, merakyat) bahkan tidak jelas pilihannya. Lembaga survey hanya bisa mengukur luarnya saja, tidak sampai ke jeroan otak para pemilih.

Pelajaran berharga adalah marilah ciptakan pemilu ke depan dengan pemilu visioner, artinya memilih caleg yang memiliki kredibilitas dan profesionalitas yang tinggi. Rakyat makin ke depan, makin cerdas dan lebih mudah mendapatkan informasi.

Hal ini juga dapat membuktikan bahwa uang bukan segalanya, siraman uang tidak menjamin mendapat kursi empuk dewan. Kalau tidak mau gila atau mati mendadak gara-gara hilangnya uang yang ditabur ke rakyat, hutang dimana-mana, seperti banyaknya caleg yang masuk rumah sakit jiwa dan bunuh diri pada pemilu 2009 ini.

Hehee.. ternyata saat pemilu, benar-benar pesta rakyat. Saat itu yang terjadi ”sini uangnya, pilihan terserah gue” atau kasarnya ”Gue menipu caleg, karena nanti setelah duduk jadi dewan. Mereka akan menipu rakyat”
Selengkapnya...

SBY, Presiden Ketujuh

Fenomena politik pasca Pemilu legislatif (pileg) 2009 semakin telanjang. Beberapa calon presiden (CAPRES) bersatu untuk menjadikan hasil pileg cacat dan terjadi kecurangan, atau sering disebut pemilu terburuk.


Pertemuan capres pada Rabu (14/4) di Jl. Teuku Umar di rumah kediaman Megawati (PDIP), diantaranya: Wiranto (Hanura), Prabowo (Gerindra), Rizal Ramli (Partai-partai kecil), Yusril Ihza Mahendra (PBB), serta Sultan Hamengku Buwono X yang didampingi dengan petinggi partai seperti MS. Kaban, dan Bursah Zarnubi. Juga diikuti tokoh nasional Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Semua Capres dan tokoh menyatakan akan melakukan perlawanan terhadap hasil Pileg, dengan alasan kekacauan DPT dan partisipasi Pemilu yang hanya 60 persen. “Pelaksanaan Pemilu 2009 adalah Pemilu terburuk sejak reformasi. Pemilu sangat jauh dari pemilu yang jujur, bermartabat, adil, dan demokratis” kata Wiranto.

Namun, di luar itu semua hasil Pemilu 2009 ini menunjukkan bahwa dominasi SBY dan partai Demokrat merupakan pemenang. SBY diprediksi akan menjadi Presiden ketujuh, atau menjadi pemenang presiden.

Karena dari kalkulasi lawan-lawannya, SBY dengan pasangan (Cawapres) siapa pun jika diadu dengan capres lain tetap akan menjadi pemenang. Adapun prediksi Capres 2009 adalah:

1. SBY & Sri Mulyani, alternatif SBY – JK
2. Megawati – Prabowo (Mega-Pro)
3. Wiranto – Rizal Ramli (Blok Perubahan)
4. JK – Wiranto (jika Golkar tetap ngotot Capres sendiri)

Keberhasilan Demokrat menjadi pemenang dengan 20 persen lebih, memberikan peluang lebih besar SBY untuk mengambil Cawapres pilihan sendiri. Dengan keberhasilan SBY melalui citra yang positif: berhasil dalam masa pemerintahan, dan tentara bersih merupakan keunggulan dan penentu kemenangan. Selain itu, asing juga lebih menerima SBY dibanding Capres lainnya.

Ini masih prediksi dan hitungan orang tanpa kalkulasi ilmiah, hanya berdasar pengamatan semata. Tetapi sekali lagi jika ingin memenangkan pertarungan pada Pilpres 2009 ini, Capres yang menjadi lawan SBY, harus membuat strategi dan model pencitraan yang hebat. Mungkin kalau itu dibuat baru, bisa mendongkrak kemenangan. Tapi belum pasti jadi pemenang.
Selengkapnya...

Senin, 13 April 2009

orang panik

Ciri-ciri orang panik dalam perang adalah:
1. Ingat Tuhan, karena perasaannya kematian sudah dekat
2. Tembakan mambabi buta
3. Lari dari kenyataan, berlari meninggalkan medan perang dengan ketakutan
4. Bunuh diri
5. Bunuh teman atau berteman dengan kecoa di pojokan... kaya anjing kurap
Selengkapnya...

Sabtu, 11 April 2009

Pemilu dan Sepakbola

Pemilihan kepala daerah (Pilkada) atau Pemilihan Umum Legislatif dan Pemilu Presiden diakui sebagai pesta demokrasi bagi rakyat Indonesia. Pilkada atau Pemilu sebagai bagian dari demokrasi berarti juga adalah sebuah permainan. Demokrasi yang berasal dari bahasa Yunani demos: rakyat, dan cratein/kratos: pemerintahan, mengandung makna pemerintahan rakyat. Sehingga dalam hal ini demokrasi berarti permainan dalam merebut kekuasaan, merebut hati rakyat. Bingkai demokrasi dalam pengertian luas adalah suara terbanyak.

Dalam ilmu politik, demokrasi dianggap sebagai salah satu indikator kemajuan peradaban suatu negara. Sehingga negara-negara barat (maju) memaksa semua negara berkembang untuk melakukan demokrasi, lihat Irak atau Quba yang dipaksa untuk melaksanakan demokrasi atau pemilihan langsung.

Dalam mencapai kekuasaan itulah terjadi sebuah game. Ada peraturan juga ada sanksi, apa bedanya dengan permainan sepak bola atau olah raga lainnya??

Permainan olah raga sepak bola adalah sebuah permainan untuk saling mengalahkan dengan menjebloskan gol terbanyak. Yang menjebloskan gol terbanyak berarti menang. Dalam permainan sepak bola, ada peraturan, ada wasit dan penjaga garis, ada strategi – permainan indah kaya goyang samba, atau strategi cantik ala Arsenal atau MU. Menang dalam permainan profesional adalah keharusan, namun jika kalah adalah nilai-nilai sportif yang dikedepankan. “mengakui kelebihan lawan, untuk introspeksi, dan memperbaharui strategi jika suatu saat lagi ketemu”

Namun, di Indonesia seperti halnya budaya sepak bola yang masih jauh dari profesional. Politik (Pemilu, red) juga sama saja. Kalah – menang ditanggapi dengan emosional dan saling menyalahkan, bukan dijadikan pelajaran atau pengalaman berharga.

Memang betul demokrasi di Indonesia telah berjalan dengan sukses. Karena dari dulu Indonesia telah menjalankan Pemilu yang damai dan tertib, tahun 1955 yang diikuti banyak partai dan patron ideologi politik masih kental, Indonesia berhasil menjalankan pemilihan langsung dengan aman dan tertib. Apalagi kalau kita telusuri di perkampungan, di desa-desa sebelum ada kelurahan – pemilihan kepala desa selalu diselenggarakan dengan tertib. Artinya Pemilu di Indonesia sudah tidak aneh lagi, sudah biasa gitu lho..

Cuma, karena banyaknya orang berambisi atas kekuasaan. Pilkada atau Pemilu jadi dicederai oleh segelintir orang yang tidak mau mengakui kekalahan, dibuatlah situasi yang bermacam-macam. Pemilu sama seperti sepak bola di Indonesia, bermain dengan curang, main mata dengan wasit (pelaksana pemilu). Sehingga keindahan demokrasi sedikit tercemar.

Kunci semuanya adalah hati setiap pelaku politik tidak bersih, tulus untuk memperjuangkan rakyat. Mereka hanya mengejar sebuah kemenangan bukan menikmati permainan, atau bermain dengan seoptimal mungkin. Padahal kalau mau menyejahterakan atau memperjuangkan rakyat, bukan hanya melalui kuasa pemerintah daerah atau kuasa legislatif. Banyak cara yang bisa diberikan untuk menyejahterakan rakyat, coba biaya untuk iklan, cetak tools kampanye diupayakan untuk pemberdayaan masyarakat. Pasti lebih berguna dan berdaya daripada membuat sampah dan jalan-jalan kotor..
Selengkapnya...

Selasa, 07 April 2009

Bangunlah Pemuda Indonesia

Pemuda merupakan pewaris dan penentu masa depan bangsa. Hal ini telah ditunjukkan oleh generasi muda dan tercatat dalam tinta emas pada setiap babak perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Sejak zaman pergerakan Budi Oetomo 1908, Ikrar Sumpah Pemuda 1928, terwujudnya Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945, hingga era reformasi dan demokratisasi 1998, kaum muda selalu tampil terdepan menyelamatkan kehidupan bangsa Indonesia.

Bahkan jauh sebelum Indonesia terbentuk, pada masa keemasan kerajaan Majapahit. Gajah Mada sebagai Mahapatih Majapahit, merupakan seorang pemuda yang mengikrarkan diri dalam “Sumpah Palapa” ingin mempersatukan suatu “nusantara”. Berbagai perubahan paradigama kebangsaan tidak terlepas dari peran para pemuda. Di sinilah peran pemuda, selalu memberikan karya yang terbaik untuk memajukan bangsa sesuai konteks keadaannya.

Dalam kehidupan global dan di tengah terjadinya dekonstruksi peta kekuatan dunia, saat ini Indonesia masih sibuk mencari jatidiri. era globalisasi budaya dan ekonomi, telah merapuhkan budaya lokal, tidak sedikit generasi muda yang tercerabut dari budaya dan tradisi asli bangsa Indonesia dan mengikuti trend budaya global yang individualistis, materialistis, hedonis dan berkiblat ke barat.

Memasuki tahun 2009, krisis ekonomi global yang diawali dengan runtuhnya sendi-sendi ekonomi Amerika telah memengaruhi kondisi ekonomi seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Rupiah anjlok ke angka terendah semenjak Maret 2001, yaitu Rp 12.190, sementara IHSG kembali tergelincir 9,5 poin (0,8%) ke titik 1.180,35. Bahkan BPS per Maret 2008 telah mendata bahwa hampir 34,96 juta orang penduduk Indonesia tergolong miskin. Maka jika badai krisis finansial global tidak segera mereda PHK massal tinggal menunggu waktu, dan angka kemiskinan pun akan berlipat.

Di sisi lain, kekayaan alam Indonesia yang berlimpah. Hutan Indonesia adalah hutan yang sangat kaya keanekaragaman hayatinya, beberapa tahun terakhir terjadi penebangan pepohonan besar-besaran dan serentak di hutan maupun di perkebunan baik secara legal maupun illegal (penjarahan). Akibatnya terjadi perubahan iklim, bencana alam banjir dan erosi menimpa rakyat di berbagai pelosok Indonesia.

Begitu pula dengan kekayaan sumber energi minyak mentah, Indonesia sebagai Negara sumber tambang terbesar. Sejatinya rakyat dapat menikmati bahan bakar yang mudah dan murah. Namun kenyataannya, berbagai krisis harga bahan bakar minyak dan antrian panjang rakyat menanti BBM sudah menjadi suguhan berita yang selalu menghiasi media cetak maupun elektronik.

Realitas tersebut harusnya menjadikan refleksi bagi bangsa Indonesia, khususnya kaum muda untuk segera bangkit, bersatu dan membangun kemandirian bangsa. Guna mencapai kondisi tersebut, maka seluruh komponen pemuda dituntut memiliki kemampuan dan keahlian dalam mempresentasikan dan mengimplementasikan tujuannya kepada rakyat dalam upaya mentransformasikan tujuan tersebut menjadi tujuan segenap entitas bangsa yang akan mewujudkan tindakan kolektif dalam pencapaian Indonesia Raya.

Selain itu, kaum muda Indonesia harus segera berbenah diri dengan meningkatkan kemampuan, keahlian, keterampilan dan kualitas diri agar mampu bersaing dengan sumber daya manusia belahan dunia. Sehingga pemuda Indonesia dapat menjadi tuan di negerinya sendiri dan mampu berkompetisi dengan dunia luar.

Jadi bangunlah pemuda Indonesia, bersatu untuk Indonesia lebih jaya
Selengkapnya...