Minggu, 26 April 2009

Mentari di Pentas Kehidupan

Pemilu 2009 sebagai Pesta rakyat telah usai, namun sisa-sisanya masih berantakan. Genderang peringatan Kartini 21 April, sebagai wanita pendobrak tradisi feodal dan pejuang emansipasi wanita telah dilewati. 23 April Mentari lahir di tengah haru biru dan kepenatan politik.


Sama dengan sang pendahulu, Mentari lahir dengan kuasa dan kemudahan sang Khalik. Vonis manusia yang menakutkan, ternyata tidak ada apa-apanya dibanding dengan kepastian dari Penguasa Kehidupan. Semua terlahir dengan berkah dan kemudahan.

Di pagi subuh yang panas, dan setelah kumandang azan menyapa kahadiran sang Khalik. Dikagetkan dengan keluarnya tanda-tanda kehidupan dari gua sang mentari. "Bangun, segera panggil kereta kencana untuk menjemput!" demikian titah sang ratu. Namun, kepiluan dan kekagetan tetap membahana dalam jiwa, antara menjemput kereta atau mencari apa? Bak bertawaf dan melakukan sai dalam berhaji, lari-lari kecil dalam panggilan sang Kuasa kehidupan dari Safa dan Marwah, begitu hina diri ini, begitu kecil badan ini. Tak punya apa-apa, tak bermakna..

Setelah kereta tiba, dalam keterasingan. Sendiri, tak berteman, sanak saudara, sahabat dan keluarga bagai jauh dari diri ini. Kembali hina diri ini, tak ada pertolongan dari manusia pun, hanya sang Khalik yang kusebut dalam jiwa. Begitu lemah, rapuh diri ini tak bertulang.

Pukul 6.00 sudah terjadi syair pembuka, lamat-lamat jiwa, menelusuri kegersangan jiwa. Sendiri, tak berteman, kawan, sahabat, keluarga tidak ada, disapa pun tak menjawab. Kembali hina diri ini, malu menyapa sang Khalik. Kerdil diri ini. Padahal jelas bahwa hanya kepada sang Khalik diri ini menggantung… akhirnya kupasrahkan semua kehidupan ini pada-NYA…

9.32 Wib saat mentari menjulang, dan di tengah denyut kota Jakarta, diantara lalu lalangnya manusia memulai rutinitas keseharian. 23 April 2009, Mentari lahir tanpa pengawalan sanak saudara, sahabat dan kawan. Hanya malaikat dan mungkin Sang Khalik memberi salam atas kehadiran-Nya. Kumandang azan dan iqamat menjemputnya, “Selamat Datang Kehidupan Baru” seperti firmannya “SALAMUN QAULA MIN RABBY RAHIEM” lahir sang mentari pagi, gadis mungil 3,2 kg dan 50 cm ALVINA AURELLIA ELFATH , sahabat yang akan memakmurkan untuk meraih kemenangan.

Seluruh jagat akhirnya memberi salam…. Semoga menjadi penyemangat dan pembaharu kehidupan, serta penyejuk penatnya dunia… bagai Aisyah, Fatimah Azzahra, Adawiyah atau Hillary Clinton…. Doaku… Semoga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar