Rabu, 25 Agustus 2010

Dicari Guru Kreatif

Pendidikan merupakan tanggungjawab seluruh elemen masyarakat. Namun kualitas hasil pendidikan tidak dipungkiri terletak di pundak para guru, sebagai pelaksana pendidikan.
Beban ini semakin berat dengan hadirnya teknologi informasi yang juga mempengaruhi kehidupan peserta didik dalam kehidupan masyarakat. Menuntut ekstra keras para pendidik dalam menjawab tantangan jaman.


Sementara hakikat pendidikan itu merupakan proses transfer ilmu pengetahuan dan nilai-nilai kehidupan bermasyarakat. Hal ini berkaitan dengan UU no. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang mengatakan bahwa pendidikan itu sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Jelas pengertian itu menunjukkan bahwa salah satu tugas pendidik dalam hal ini guru untuk menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran di sekolah. Jika pendidikan hanya mentransfer ilmu pengetahuan semata, maka kekhawatiran Paulo Freire bahwa pendidikan hanya ibarat sistem bank (banking-system). Dalam artian peserta didik dianggap sebagai safe-deposit-box dimana guru mentransfer bahan ajar kepada peserta didik. Menurut Freire, pendidikan itu harus merupakan upaya memanusiakan manusia.

Sementara menurut John Dewey, pendidikan merupakan proses transformasi kehidupan ke arah yang lebih baik secara terus menerus. Pendidikan menurut Dewey, bukanlah tujuan, melainkan perkembangan tanpa akhir, seperti hidup itu sendiri. Pendidikan menurutnya tidak berbicara mengenai angka, melainkan nilai.

Mengingat beberapa pengertian di atas dan tuntutan kehidupan di masyarakat, bahwa pendidikan merupakan pencapaian peserta didik dalam pengetahuan dan nilai-nilai kehidupan (kepribadian, akhlak mulia). Maka guru dituntut untuk secara kreatif mampu memberikan motivasi dan merangsang peserta didik dalam gairah memiliki pengetahuan serta akhlak mulia.

Suasana belajar mengajar berkaitan dengan metoda ajar seorang guru dalam suatu mata pelajaran. Guru disini, dituntut untuk secara kreatif mampu menyampaikan pelajaran dengan metode yang tidak monoton tetapi harus mampu merangsang siswa untuk lebih giat menggali materi dan senang terhadap pelajaran yang diajarkan.

Selain itu, berkaitan dengan materi ajar. Setiap guru dituntut untuk lebih paham tentang materi yang diajarkan. Apalagi dewasa ini teknologi informasi – internet – telah merasuki para pelajar. Sehingga pengetahuan dengan mudah dapat diakses dalam berbagai situs yang mendidik. Karenanya guru harus lebih paham dunia pengetahuan dan dapat mengarahkan siswa dalam penggunaan internet. Jangan hanya menjadi guru SKS (Sistem Kebut Semalam), berargumen guru selalu menang atas pengetahuan siswanya.

Tuntutan era globalisasi yang menjadikan informasi sebagai sumberdaya percepatan perilaku ekonomi, politik, sosial, dan budaya, menyebabkan arus dan daya serap informasi dilakukan melalui media elektronik yang serba cepat pula. Dunia pendidikan sudah barang tentu terimbas dengan situasi ini. Sehingga diperlukan seorang guru yang kreatif dalam mengemas materi ajar terhadap peserta didiknya.

Peningkatan kemampuan guru adalah suatu keharusan. Dengan tingkat gaji yang sudah “layak” semestinya semakin mendorong guru meningkatkan diri dalam pengetahuan dan kualitas dirinya. Sehingga dapat memanusiakan siswanya ke arah yang lebih baik, mempunyai pengetahuan dan memiliki nilai-nilai keimanan.

UU Nomor 14/2005 tentang Guru dan Dosen merupakan bukti yuridis terhadap komitmen bangsa Indonesia untuk membangun status guru sebagai profesi yang kuat. Pengejawantahan itu sertifikasi guru dan beberapa penilaian mutu guru harus terus ditingkatkan di semua jenjang pendidikan.

Di tengah kehidupan budaya bebas dan tingkat pengetahuan yang semakin tinggi. Karena pendidikan bukan hanya mengejar angka belaka, sekaligus mentransfer nilai-nilai kehidupan. Maka ke depan dibutuhkan guru-guru yang kreatif dalam metode ajar dan memahami betul materi pelajaran yang diberikan kepada siswanya.

dimuat, Radar Bekasi,5 Mei 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar