Minggu, 13 September 2009

AKSI BUDAYA

Nasib Reog Ponorogo tidak sehebat tari Pendet. Walau sama-sama bernilai mistik, namun tari pendet begitu diklaim dalam iklan visit Malaysia sebagai bagian budaya negeri jiran. Langsung mendapat dukungan dan reaksi yang memancing amarah, dengan sweeping warga Malaysia.



Aksi sweeping, baik diorganisir atau tidak merupakan bagian dari reaksi atas ketidak berdayaan pemerintahan yang menganggap biasa klaim Malaysia dan perlawanan atas kepongahan negeri jiran itu. Sejatinya pemerintahlah yang harus melakukan counter terhadap kesewenangan pemerintahan Malaysia.

Sekali lagi, identitas negeri ini akan pudar seiring dengan masuknya budaya asing yang terus menggerus kehidupan lewat media elektronik di ruang keluarga. Apalagi negeri ini sudah diporak poranda oleh kepentingan ekonomi asing melalui LSM (yang menjadi mitra NGO), pengusaha, cukong dan anggota legislatif yang tanpa sadar memperjualbelikan undang-undang untuk memuluskan kepentingan luar negeri baik dalam ranah budaya, pertahanan dan ekonomi. Apa reaksi masyarakat, terutama cerdik cendikia Indonesia melihat gelagat bangsa yang akan hilang jati dirinya ini???

Keberhasilan batik diakui UNESCO sebagai budaya asli Indonesia, harusnya menjadi pelajaran bahwa pemerintah dapat menggerakan seluruh potensi untuk menguatkan kembali identitas bangsa ini. Aksi Malaysia dengan mencaplok reog ponorogo, sipadan, Ligitan dan upaya luar yang akan menjadikan bangsa ini sebagai rakyat atau Negara konsumen yang hanya menjadi objek pasar harus menggugah kesadaran kebangsaan. Apakah negeri ini tetap menjadi negeri penonton dan objek?

Seluruh komponen negeri ini harus segera bereaksi atas aksi-aksi yang akan memperlemah budaya, politik dan ekonomi Indonesia. Dan Pemerintah sebagai pelaku utama segera sadar dan melakukan penguatan identitas, lihatlah Malaysia di tengah keberhasilannya mereka menguatkan kembali identitas bangsanya walau harus dengan mencuri.

Bagaimana Indonesia? Penguatan ekonomi tidak terkejar, identitas semakin luntur, politik luar negeri dan pertahanan bisa lemah… Ayo bangkit, bersatu, untuk kemandirian Negara Kesatuan Republik Indonesia yang lebih bermartabat…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar